loader

Forum BTMF: Mendag Bahas Perluasan Akses Ekspor Sawit dan Turunannya

Foto

JAKARTA, GLOBALPLANET - Hal ini diungkapkan Menteri Perdagangan RI Agus Suparmanto saat bertemu secara virtual dengan Menteri Perkeretaapian, Perdagangan, dan Industri India, Piyush Goyal, dalam Pertemuan ke-3 Biennial Trade Ministers’ Forum (BTMF) Indonesia-India pada Senin, (29/6/2020).

BTMF merupakan forum pertemuan reguler dua tahunan tingkat Menteri Perdagangan Indonesia dan India untuk membahas isu-isu perdagangan kedua negara. 

Pertemuan pertama BTMF dilaksanakan di Jakarta pada 2011 dan pertemuan kedua BTMF dilangsungkan di New Delhi pada 2017. “Dengan pertemuan ini, kedua negara dapat terus melanjutkan dialog dan kerja sama dagang, serta mencari peluang yang dapat dikerjasamakan di tengah pandemi saat ini,” kata Mendag dalam pernyataan resmi disadur globalplanet dari laman Kemendag.

Kedua menteri membahas berbagai isu ekonomi agar target perdagangan bilateral yang ditetapkan pemimpin kedua negara sebesar USD 50 miliar pada 2025 dapat tercapai, termasuk akses pasar di masing-masing negara yang selalu menjadi bahasan BTMF.

Kedua menteri menyambut baik perkembangan perdagangan bilateral tahun 2019 yang tercatat positif dan memahami tantangan berat yang akan dihadapi tahun ini dan tahun depan. Sebagai dua negara dengan penduduk terbesar di kawasan, Indonesia dan India sepakat membangun kolaborasi perdagangan.

Pada pertamuan tersebut, Mendag Agus juga meminta India agar dapat membantu membukakan akses produk Indonesia seperti minyak sawit dan produk turunannya (refined palm oil); perhiasan emas; ban kendaraan; dan produk pertanian khususnya pinang, gambir, teh karena tengah mengalami tekanan tarif dan nontarif. 

Sementara itu, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo mengungkapkan, salah satu hasil konkret dari pertemuan ini adalah terkait kesepakatan kedua negara untuk melakukan penjajakan perundingan dagang bilateral.

“Kedua menteri telah sepakat agar Indonesia dan India segera bertemu dan membahas isu-isu perdagangan secara lebih intensif. Kami di level teknis akan membahas tindak lanjut pertemuan bilateral kedua menteri agar hubungan perdagangan dan investasi antara kedua negara berjalan lebih lancar,” ujar Iman.

Di bidang farmasi untuk penanggulangan wabah Covid-19, Mendag Agus mengajak Menteri Piyush memfasilitasi kerja sama antara pelaku usaha obat-obatan dan alat kesehatan. “India merupakan salah satu produsen utama obat-obatan dunia yang sangat berdaya saing. Untuk itu, saya 

mengajak Menteri Piyush untuk mendorong kerja sama antara pelaku usaha obat-obatan dan alat kesehatan, termasuk melalui investasi, sinergi produksi bahan baku obat, maupun pengembangan vaksin Covid-19 di Indonesia. Hal ini sejalan dengan fokus dan program pemerintah untuk memanfaatkan momentum pandemi guna membangun industri obat-obatan dan alat kesehatan di Indonesia," ungkap Mendag.

Berdasarkan data BPS yang diolah Kemendag, nilai total perdagangan kedua negara di tahun 2019 mencapai USD 16,1 miliar. India merupakan negara tujuan ekspor nonmigas Indonesia terbesar ke-4 dengan nilai ekspor senilai USD 13,7 miliar dan sumber impor nonmigas ke-9 bagi Indonesia untuk tahun 2019 dengan nilai impor dari India senilai USD 5,0 miliar. Dengan demikian, Indonesia surplus perdagangan sebesar USD 8,7 miliar dengan India.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke India pada 2019 adalah coal; palm oil and its fractions; flat-rolled products of stainless steel; natural rubber dan industrial monocarboxylic fatty acids. 

Sementara itu, komoditas impor utama Indonesia dari India pada 2019 adalah meat of bovine  animals, frozen; cyclic hydrocarbons; groundnuts; steam or other vapor; dan motor vehicles for the transport of goods.

 

Share

Ads